Tips Amanah

Zaman sekarang ini, kejujuran rasanya semakin sulit ditemui. Yang justru merebak di mana- mana adalah dusta, khianat dan ingkar janji. Mengurangi takaran, menyuap, memalsu dan semacamnya seolah hal yang biasa. Sifat amanah sesuatu yang benar- benar langka.

Hanya dengan mengeluh tak akan bisa menyelesaikan masalah. Apa yang seharusnya kita lakukan?


Dalam Lingkup Pribadi

Dari pada menyalahkan orang lain dan berharap mereka berubah, lebih efektif kalau kita bertindak nyata. Yaitu mulailah dari diri anda! Bagaimana kita menyemai sifat amanah dalam diri?

1. Sadari amanah adalah karakter fitrah nurani kita

Meski zaman sudah rusak, saat melihat seorang yang amanah, hati ini merasa lapang dan tergetar bahagia. Sebaliknya melihat orang yang khianat, hati ini menyempit dan tersayat perih. Inilah bukti bahwa karakter nurani kita tidak berubah. Senang dengan sifat amanah dan membenci sifat khianat. Kalau seseorang melakukan khianat, berarti ia menyimpang dari karakter fitrahnya. Sadarilah, bersikap amanah berarti menjaga karakter fitrah kita sendiri.

2. Jernihkan dengan dzikir

Hati yang selalu dibasahi dengan dzikir atau ingat kepada Allah akan jernih dan terjaga dari bisikan syaitan dan hawa nafsu. Saat demikian fitrah amanah dalam hati akan terjaga pula. Sebaliknya bila manusia lalai kepada Allah, hawa nafsu dan syaitan akan membisikkan yang bertentangan dengan fitrah. Akhirnya terjerumuslah manusia itu pada syahwat dan ghaflah (lalai). Amanah akhirnya dipertukarkan dengan kemewahan dunia, tak peduli halal dan haramnya. Dalam segala keadaan, berdzikirlah sebanyak- banyaknya. Inilah yang akan membuat hati sehat sepanjang masa.

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab: 41)

3. Perkuat dengan ilmu agama

Terkadang hebatnya godaan membuat persoalan jadi tersamar dan kabur. Saat disuap terang- terangan mungkin orang yang jujur akan tegas menolak. Namun jika hal itu dibungkus sebagai hadiah atau yang lebih halus, banyak orang yang akalnya rabun. Mereka yang tak berilmu akan terasa sulit membedakan keduanya. Tapi bagi orang yang berilmu dan jujur akan dapat membedakannya dan bisa bersikap dengan tegas, benar dan tepat.

Bacalah Al Qur’an dan As Sunnah yang keduanya jelas- jelas menyuruh kita untuk amanah dan menjauhi khianat. Perkaya dengan ilmu dari para ulama khususnya tentang hati dan kesucian jiwa agar semakin jelaslah nilai- nilai hidup kita ini. Kaji dan renungi sejarah. Khianat hanya akan membuat kita terhina sepanjang masa. Dan dengan memegang teguh amanahlah yang membuat kita mulia sesungguh- sungguhnya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al Anfaal: 27)

4. Senantiasa berlatih amanah

Dalam kehidupan kita sehari- hari banyak sekali hal- hal yang menjadi kewajiban yang harus kita tunaikan. Misal kewajiban kepada Allah, shalat lima waktu. Cobalah mulai sekarang secara sadar tunaikan kewajiban itu sebaik- baiknya. Selaraskan mulai dari nurani, pikiran dan tindakan anda untuk menunaikan amanah dengan berusaha shalat tepat waktu. Tunaikan dengan rasa syukur, tuma’ninah dan khusyu’. Kalau kita shalat secara tergesa- gesa, maka tidak sempurnalah kita dalam menunaikan amanah.

Terhadap sesama janganlah suka berjanji kecuali kita meyakini dapat menunaikannya. Akan lebih baik jika memperbanyak amal kebaikan dari pada mengumbar janji tetapi suka melupakannya.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS. An Nisa’: 58).

0 komentar:

Posting Komentar